GuNaKaNlAh MaSa MuDaMu DeNgAn MeNuNtUt ILMu AtAu mEnGaJaRkAnNyA kEpAdA oRaNg LaIn
RSS

Sunday, July 25, 2010

Jodoh Antara Doa Dan Usaha

Tingginya usia kadang tak selalu dibarengi dengan banyaknya anak atau adanya pendamping hidup di sisi. Banyak orang yang masih wira-wiri sendirian bahkan di usia yang nyaris 'magrib'.Bila dihadapi dengan sabar dan santai, tak jadi masalah, apalagi bila sang lajang juga punya banyak aktiviti positif.

Berbagai alasan diberikan para lajang seputar kelewatan berkahwin, paling klasik tentu "belum jodoh". Masih banyak alasan lain yang mewakili fikirkan. Tentang sang jodoh. Alasan pertama yang paling banyak diajukan adalah, belum mapan, baik oleh para laki-laki atau para perempuan. Belum mapan di sini tak hanya seputar kemapanan kewangan, seperti sudah punya pekerjaan tetap, rumah, kereta, deposit, sampai kos penyelenggaraan pernikahan yang kian hari memang kian membengkak saja. Kemapanan di sini juga termasuk kemapanan psikologi. Banyak yang masih ingin have fun dulu. Pacaran saja dulu, kata mereka. Alasannya, kalau buru-buru nikah nanti cepat bosan. Atau masih merasa egois, belum dapat berkongsi hidup dengan orang lain. Nah, pada saat kita merasa sudah cukup mapan, usia sudah berangkat senja.

Ada juga yang beralasan masih ingin memburu kerjaya dan pendidikan. Masih ingin S3 dulu, atau nanti kalau sudah level pengurus baru memikirkan nikah. Setelah itu semua tercapai, bukan ketenangan yang didqpat, malah kegelisahan, kerana merasa terlambat menikah. Apa lagi bila ia perempuan.

Sebahagian kecil ada juga yang memberikan alasan telat nikahnya kerana minder. Merasa belum pantas dan tidak punya apa-apa yang boleh dibanggakan. "Ah, saya kan nggak cantik, mana ada orang yang mahu sama saya", mungkin itu satu dalilnya. KH. Cholid Fadillah, salah seorang ketua MUI Pusat pernah berkomentar tentang masalah jodoh ini. "Orang yang belum mendapat jodoh bukan bererti Allah tidak mempunyai pasangan baginya. Allah menghargai ikhtiar seseorang. Usia tiga puluh belum berkahwin itu kasuistis, dan mereka yang mengalaminya perlu pergaulan yang lebih luas lagi. Allah telah menentukan jodoh tapi manusia harus tetap berusaha dan berdoa. Jika sudah berusaha dan berdoa belum juga dapat, itu mungkin ujian dari Allah. Dan Allah tidak menguji manusia di luar kemampuan manusia itu. "

Senada dengan itu, seorang pakar psikologi dan penulis buku-buku best seller tentang pernikahan dan pendidikan kanak-kanak, Muhammad Fauzil Adhim, berkomentar tentang perlunya masyarakat memahami bahawa Islam tidak melarang perempuan berinisiatif dalam mencari jodoh. "Selama ini kan sikap seperti ini dipandang tabu oleh masyarakat kita. Sebagai manusia kita perlu ikhtiar dan konsisten dengan ikhtiar itu. Misalnya kita berdoa ingin diberikan suami yang baik. Eh datang laki-laki yang baik malah ditolak. Bisa jadi nanti Allah melambatkan jodoh kita. Kalau sudah begini, mintalah ampun pada Allah, "katanya.

Jadi, sebetulnya berkahwin itu hanya soal waktu, berdoa dan ikhtiar. Rasa gelisah dan cemas yang sering menyerang boleh diselidiki dengan banyak hal yang justru membuat kita makin bijak. Walaupun seandainya kita berkahwin di usia senja, kita tetap membawa kebaikan dan malah tambah bijaksana.

Yang perlu adalah meyakinkan diri bahawa jodoh adalah hak prerogatif Allah tanpa mengurangkan usaha kita. Mula melihat kewujudan seseorang bukan dari segi fizikalnya semata-mata, tetapi lebih pada agamanya. Setiap kali kita menemukan kelemahan yang tidak prinsipil, cubalah untuk memahami bahawa setiap orang pasti. Punya kelemahan dan itu boleh diperbaiki. Jangan pula kita bersaing secara tidak sihat demi memburu jodoh. Jodoh tidak didapati, malah putus hubungan pertemanan. Jangan lupa banyak berdoa, zikir, puasa sunnah dan membaca Al-Quran, di samping kegiatan yang positif dan bukan kegiatan sia-sia yang menghabiskan wang dan mengandungi unsur maksiat. Akan sangat baik pula bila mau mengikuti majlis pengajian, siapa tahu di situ anda boleh dapat ketenangan ilmu, wawasan, teman, dan (mungkin jodoh. Perbanyaklah silaturahmi baik dengan teman-teman maupun keluarga tidak sekali-kali Mampirlah ke rumah kenalan dan menolong orang yang kesusahanserta belajar mempersiapkan diri berumahtangga.

Demikian banyak hal yang bisa di lakukan seorang lajang dalam mengisi masa sendirinya.Insya Allah sebelum berkahwin ataupun selepas berkahwin anda tetap boleh jadi orang yang bermanfaat tidak hanya buat diri sendiri tapi juga buat orang lain. Mudah-mudahan dengan ini, Allah memewahkan jalanNya bagi kita dan anda, para lajang.
(Sumber: www.prayoga.net)

0 comments:

Get Your Frappr GuestMap!
Powered by Platial